Stunting adalah, Pengertian, Penyebab dan Contoh
Stunting merujuk pada pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat pada anak akibat gizi buruk, infeksi kronis, dan kurangnya stimulasi psikososial. Biasanya terjadi pada tahap awal kehidupan, terutama selama 1.000 hari pertama, mulai dari konsepsi hingga usia dua tahun.
Stunting ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan standar pertumbuhan yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ini dapat memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap perkembangan fisik dan kognitif anak, memengaruhi kesehatan, pencapaian pendidikan, dan produktivitas di masa depan.
Penyebab Stunting
Penyebab stunting meliputi:
- Gizi yang tidak mencukupi: Kurangnya nutrisi penting, terutama selama periode pertumbuhan kritis, dapat menghambat perkembangan fisik yang tepat.
- Kesehatan dan gizi ibu yang buruk: Ibu yang kekurangan gizi atau mengalami masalah kesehatan selama kehamilan dapat berkontribusi pada stunting pada anak mereka.
- Infeksi dan penyakit: Infeksi yang sering, terutama pada masa kanak-kanak, dapat menghambat penyerapan dan pemanfaatan nutrisi, menyebabkan pertumbuhan terhambat.
- Praktik perawatan dan pemberian makan yang tidak memadai: Pemberian ASI yang tidak tepat, kurangnya akses air bersih, dan kondisi sanitasi yang buruk dapat berkontribusi pada stunting.
Contoh Stunting
Contoh stunting meliputi:
- Anak yang jauh lebih pendek dari tinggi rata-rata untuk kelompok usianya.
- Keterlambatan perkembangan kognitif atau kesulitan belajar akibat kurang gizi selama tahap perkembangan yang krusial.
- Implikasi kesehatan jangka panjang seperti peningkatan kerentanan terhadap penyakit, fungsi kekebalan tubuh yang menurun, dan stamina fisik yang lebih rendah.
- Penanganan stunting memerlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan peningkatan gizi, akses ke layanan kesehatan yang berkualitas, sanitasi, pendidikan, dan pembangunan sosial-ekonomi untuk memastikan kesejahteraan dan pertumbuhan anak yang sehat.
Stunting di Indonesia
Pada 2023, masalah stunting masih menjadi perhatian di Indonesia. Pemerintah telah menargetkan prevalensi stunting menjadi 14 persen tahun 2024, dimana pada 2019 mencapai 27,6 persen (Riset Kesehatan Dasar 2019) dan di 2023 turun menjadi 21,6 persen. Untuk itu, diperlukan upaya bersama untuk mencapai target yang telah ditetapkan, salah satunya dimulai dari unit terkecil dalam masyarakat, yakni keluarga.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah stunting ini. Program-program seperti pemberian makanan tambahan, pendidikan gizi untuk ibu hamil dan balita, serta edukasi mengenai pola makan yang sehat telah dilakukan. Selain itu, upaya pemerintah juga melibatkan sektor kesehatan, pendidikan, dan pertanian untuk meningkatkan akses terhadap gizi yang baik.
Meskipun demikian, masalah stunting di Indonesia masih merupakan tantangan besar. Faktor-faktor seperti ketidakseimbangan pola makan, akses terhadap gizi yang memadai, sanitasi yang buruk, serta kurangnya pemahaman mengenai pentingnya gizi yang baik masih menjadi kendala utama yang perlu ditangani lebih lanjut
Masalah stunting bukan semata persoalan tinggi badan, namun yang lebih buruk adalah dampaknya terhadap kualitas hidup individu akibat munculnya penyakit kronis, ketertinggalan dalam kecerdasan, dan kalah dalam persaingan.
Dampak penuh dari stunting di masa kecil kemungkinan baru terjadi pada tahun-tahun yang akan datang, dan dikhawatirkan sudah terlambat untuk diatasi.
Posting Komentar