Asal Usul Candi Borobudur: Mengungkap Kekayaan Sejarah Warisan Indonesia
Candi Borobudur merupakan salah satu keajaiban arsitektur dan sejarah Indonesia yang menjadi daya tarik wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Dengan megahnya, candi ini menyimpan banyak misteri dan kisah di balik keberadaannya. Artikel ini akan membahas tentang asal usul Candi Borobudur, termasuk penciptanya, tujuan dibangunnya, mitos yang mengelilingi, serta alasan pernah dinyatakan hilang. Selain itu, kita juga akan mengeksplorasi bagaimana cara orang dulu membangun candi ini, nama aslinya, proses pembangunannya, dan kesimpulan tentang keindahan dan makna yang terkandung di dalam Candi Borobudur.
Candi Borobudur Diciptakan Oleh Siapa?
Candi Borobudur dibangun pada abad ke-8 oleh dinasti Sailendra yang berkuasa di Jawa Tengah, Indonesia. Dinasti Sailendra berjasa dalam penyebaran agama Buddha di wilayah Nusantara pada masa lampau. Candi ini diperkirakan mulai dibangun pada sekitar tahun 750 Masehi oleh Raja Samaratungga, seorang penguasa dari dinasti Sailendra.
Tujuan Dibangunnya Candi Borobudur
Candi Borobudur dibangun dengan tujuan utama sebagai tempat ibadah dan pengajaran agama Buddha. Candi ini merupakan bentuk visualisasi dari konsep kosmos Buddha dan mencerminkan ajaran-ajaran dalam agama tersebut, seperti ajaran tentang nirwana, karma, dan roda kehidupan. Selain itu, Candi Borobudur juga berfungsi sebagai tempat pelaksanaan ritual keagamaan dan persembahan kepada para dewa.
Mitos yang Ada di Candi Borobudur
Seiring berjalannya waktu, berbagai mitos pun bermunculan mengenai Candi Borobudur. Salah satu mitos yang populer adalah tentang asal-usul nama candi. Konon, candi ini dinamai "Borobudur" karena berasal dari kata "bara" yang berarti api dan "beduhur" yang berarti menumpuk. Dipercaya bahwa candi ini dibangun oleh para dewa dengan cara menumpuk batu dan kemudian dibakar dengan api surgawi sehingga batu-batu itu menyatu menjadi candi megah seperti sekarang ini.
Alasan Candi Borobudur Pernah Dinyatakan Hilang
Pada abad ke-14, Candi Borobudur mengalami masa kelam dalam sejarahnya. Candi yang mulanya menjadi pusat kegiatan keagamaan dan budaya secara bertahap ditinggalkan dan terlantar. Beberapa faktor yang menyebabkan terabaikannya Candi Borobudur adalah beralihnya agama mayoritas penduduk dari Buddha ke Islam, serta bencana alam dan letusan gunung berapi yang menyelimuti candi dengan debu vulkanik.
Pada tahun 1814, Candi Borobudur ditemukan kembali oleh Sir Thomas Stamford Raffles, seorang penguasa kolonial Inggris di Jawa. Candi ini ditemukan dalam kondisi yang memprihatinkan, tertutup vegetasi dan tanah selama berabad-abad. Proses restorasi dan upaya pemulihan kemudian dilakukan untuk mengembalikan kejayaan Candi Borobudur sebagai salah satu situs bersejarah terpenting di Indonesia.
Cara Orang Dulu Membangun Candi Borobudur
Membangun Candi Borobudur merupakan sebuah pencapaian arsitektur yang luar biasa pada masanya. Dalam proses pembangunannya, masyarakat pada abad ke-8 menggunakan teknologi dan pengetahuan yang terbatas dibandingkan dengan zaman modern sekarang. Meski demikian, mereka berhasil menciptakan keajaiban arsitektur yang masih tetap memukau hingga kini.
Salah satu misteri yang mengelilingi pembangunan Candi Borobudur adalah bagaimana ribuan batu besar diangkut dan diposisikan secara presisi tanpa adanya teknologi modern. Para arkeolog dan ahli sejarah masih belum sepenuhnya memahami seluruh proses pembangunannya. Namun, diduga bahwa masyarakat pada masa itu menggunakan sistem perancah, alat bantu sederhana, dan mungkin juga melibatkan ribuan tenaga kerja.
Nama Asli Candi Borobudur
Nama asli Candi Borobudur sebenarnya tidak tercatat dalam prasasti atau naskah sejarah kuno. Beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa mungkin ada nama lain yang diberikan pada masa awal pembangunannya. Hingga saat ini, nama "Borobudur" menjadi nama yang melekat dan dikenal luas untuk candi tersebut.
Proses Pembangunan Candi Borobudur
Candi Borobudur dibangun dengan menggunakan ribuan batu vulkanik yang diangkut dari wilayah sekitar. Pembangunan candi ini dilakukan secara bertahap dengan sistem susunan tingkat yang menggambarkan tiga tingkatan kosmos dalam ajaran Buddha, yaitu Kamadhatu (alam nafsu), Rupadhatu (alam rupa), dan Arupadhatu (alam tanpa rupa).
Setiap tingkat Candi Borobudur mengandung latar belakang filosofis yang mendalam dan dihiasi oleh relief batu yang menggambarkan kisah-kisah dari kitab suci Buddha, yakni Lalitavistara, Jataka, dan Gandavyuha. Relief batu ini tidak hanya berfungsi sebagai dekorasi, tetapi juga sebagai sarana pengajaran bagi para penganut agama Buddha pada masa itu.
Kesimpulan
Candi Borobudur adalah keajaiban arsitektur dan sejarah Indonesia yang patut dibanggakan. Diciptakan oleh dinasti Sailendra pada abad ke-8, candi ini memiliki tujuan utama sebagai tempat ibadah dan pengajaran agama Buddha. Meskipun mengalami masa kelam dan pernah dinyatakan hilang, Candi Borobudur berhasil ditemukan kembali dan dipulihkan menjadi salah satu situs bersejarah terpenting di Indonesia.
Proses pembangunan candi yang luar biasa pada masanya meninggalkan banyak misteri dan spekulasi tentang cara orang dulu membangunnya. Meskipun begitu, Candi Borobudur tetap menjadi saksi bisu dari kemegahan peradaban masa lalu dan menjadi simbol penting bagi warisan budaya Indonesia.
Melalui artikel ini, semoga wawasan tentang asal usul Candi Borobudur semakin meluas dan keberadaan candi ini tetap dijaga dan diapresiasi oleh generasi masa depan sebagai bagian dari kekayaan sejarah dan budaya Indonesia yang tak ternilai harganya.
Posting Komentar