Mengapa Pekerja dan Pemberi Kerja Saling "Ghosting" ? bagaimana dampaknya pada dunia kerja?
blogmasadi.com - Banyak orang saat ini mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan ketika mencari pekerjaan atau mencari karyawan baru. Istilah "ghosting" digunakan untuk menggambarkan situasi di mana pihak yang satu menghilang tanpa memberikan pemberitahuan atau tanggapan kepada pihak lainnya. Artikel ini akan membahas mengapa fenomena ghosting terjadi dan bagaimana dampaknya pada dunia kerja.
Apa itu Ghosting?
Ghosting adalah istilah yang awalnya digunakan untuk menggambarkan ketika seseorang tiba-tiba berhenti berkomunikasi dengan pacarnya tanpa memberikan penjelasan. Namun, saat ini istilah tersebut juga digunakan dalam konteks dunia kerja.
Ghosting dalam konteks dunia kerja terjadi ketika seorang pemberi kerja atau pencari kerja tiba-tiba menghentikan komunikasi tanpa memberikan pemberitahuan atau alasan yang jelas. Ini dapat terjadi pada setiap tahap dalam proses perekrutan, mulai dari pengajuan lamaran hingga tahap akhir seleksi.
Mengapa Ghosting Terjadi?
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ghosting dalam dunia kerja. Pertama-tama, dengan semakin mudahnya mencari pekerjaan atau mencari karyawan melalui internet, jumlah pelamar atau kandidat yang diterima menjadi sangat banyak. Pemberi kerja sering kali tidak memiliki waktu atau sumber daya yang cukup untuk merespons semua pelamar dengan cara yang memadai.
Kedua, tindakan ghosting dapat dianggap sebagai bentuk perlindungan diri dari pelamar atau karyawan. Misalnya, jika pelamar merasa tidak nyaman dengan pemberi kerja atau proses rekrutmen yang sedang berlangsung, mereka mungkin memilih untuk tidak merespons panggilan atau email yang masuk. Di sisi lain, pemberi kerja mungkin memilih untuk tidak memberikan kabar baik atau buruk kepada kandidat yang tidak lolos seleksi, karena khawatir akan dianggap tidak profesional atau akan menimbulkan perasaan tidak nyaman pada kandidat tersebut.
Ketiga, ghosting juga dapat terjadi karena masalah teknis atau ketidakmampuan untuk merespons pesan atau panggilan. Namun, meskipun alasan ini mungkin valid, tetap saja sulit bagi pihak yang lainnya untuk mengetahui apakah ghosting terjadi karena masalah teknis ataukah disengaja.
Dampak Ghosting pada Pekerja dan Pemberi Kerja
Ghosting dapat memiliki dampak yang merugikan pada kedua belah pihak. Bagi pelamar atau karyawan, ghosting dapat menimbulkan perasaan tidak dihargai atau diabaikan oleh pemberi kerja. Ini dapat merusak kepercayaan diri dan motivasi mereka untuk mencari atau menjalani pekerjaan yang lebih baik.
Di sisi lain, bagi pemberi kerja, ghosting dapat memperburuk reputasi perusahaan dan membuat kandidat potensial atau karyawan yang ada merasa tidak dihargai. Selain itu, jika ghosting terjadi pada tahap akhir seleksi, hal ini dapat menghambat proses perekrutan dan memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk mengisi posisi yang kosong. Selain itu, pemberi kerja juga dapat kehilangan kesempatan untuk merekrut kandidat yang mungkin sangat cocok untuk posisi yang ada.
Dalam jangka panjang, ghosting dapat memiliki dampak yang lebih besar pada dunia kerja secara keseluruhan. Jika pelamar atau karyawan merasa tidak dihargai, mereka mungkin akan lebih cenderung untuk mencari pekerjaan di tempat lain atau bahkan keluar dari industri tertentu. Hal ini dapat menyebabkan kekurangan tenaga kerja dan membuat proses perekrutan menjadi semakin sulit bagi pemberi kerja.
Bagaimana Cara Menghindari Ghosting?
Untuk menghindari ghosting, pemberi kerja dan pelamar atau karyawan dapat mengambil beberapa tindakan yang berbeda. Bagi pemberi kerja, penting untuk memberikan tanggapan yang cepat dan jelas kepada setiap pelamar atau kandidat yang mendaftar. Jika pemberi kerja tidak memiliki waktu atau sumber daya untuk merespons setiap pelamar, mereka dapat mempertimbangkan untuk menggunakan pesan otomatis yang memberi tahu pelamar bahwa pihak perusahaan akan segera meninjau lamaran mereka.
Selain itu, pemberi kerja juga dapat memberikan umpan balik yang jelas dan konstruktif kepada kandidat yang tidak lolos seleksi. Hal ini dapat membantu kandidat untuk memahami alasannya dan meningkatkan peluang mereka untuk berhasil di tahap seleksi berikutnya.
Bagi pelamar atau karyawan, penting untuk tetap berkomunikasi dengan jelas dan tepat waktu dengan pemberi kerja. Jika terdapat masalah atau kekhawatiran, sebaiknya segera berbicara dengan pemberi kerja daripada menghindari atau mengabaikan komunikasi yang masuk.
Kesimpulan
Ghosting merupakan fenomena yang semakin umum terjadi dalam dunia kerja. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk jumlah pelamar atau kandidat yang sangat banyak, tindakan perlindungan diri, dan masalah teknis atau ketidakmampuan untuk merespons pesan atau panggilan. Ghosting dapat memiliki dampak yang merugikan pada kedua belah pihak, termasuk menimbulkan perasaan tidak dihargai atau diabaikan. Namun, dengan memberikan tanggapan yang cepat dan jelas serta berkomunikasi dengan jelas dan tepat waktu, ghosting dapat dihindari.
Posting Komentar