Sejarah Perang Salib ke-3, Pertempuran Arsuf - Raja Richard I Melawan Salahuddin Al Ayyubi
Sebelum memulai artikel ini, perlu saya tekankan pada pembaca, bahwa artikel ini menyajikan kisah perang salib dari sisi sejarah, dan tidak ada maksud untuk SARA. Artikel ini merupakan terjemahan dari buku Historys Greatest Battles dengan editor Andrew Brown.
Selamat menikmati
Dalam perang salib yang ke-3 kali ini para tentara salib berkekuatan 20.000 pasukan dan kekuatan pasukan muslim berjumlah 25.000 orang.
Credit Image: jackelliot.over-blog.com |
Penyergapan di Hutan Arsuf
Setelah merebut Acre, Richard menuju target berikutnya, Arsuf. Untuk sampai ke sana, Raja Richard I dan Pasukannya harus bergerak ke selatan di sepanjang pantai Laut Mediterania dan kemudian melintasi Hutan Arsuf, salah satu dari sedikit daerah berhutan di seluruh Levant.
Salahuddin Al Ayyubi atau yang dikenal dengan nama Saladin mengetahui hal ini dan setelah melacak dan mengganggu perbekalan logistik dan pasukan infanteri Raja Richard I yang bergerak lambat, memutuskan bahwa hutan akan menjadi posisi yang ideal untuk menyerang.
Melintasi dataran sempit
Richard, yang waspada terhadap serangan terhadap konvoinya, berjalan perlahan melalui Hutan Arsuf, dan berhasil menempuh 10km pertama (6mi) tanpa insiden. Saladin telah mengidentifikasi titik di mana pasukan Richard I akan di serang, yaitu di sebuah dataran yang berjarak kurang lebih 9 km dari kawasan hutan Arsuf.
Saladin bermaksud untuk terlibat dalam pertempuran kecil di sepanjang konvoi dan kemudian menyerang bagian belakangnya dengan serangan yang menentukan.
Tanggal 7 September 1191, di waktu fajar, pengintai Richard melaporkan bahwa Ia melihat adanya pengintai Saladin. Richard menyadari bahwa ini berarti pasukan Saladin sudah dekat. Kemudian Richard mulai mengatur pasukannya.
Orang-orang dikerahkan di bagian depan dan belakang kolom konvoi, dengan van – divisi terdepan – terdiri dari Ksatria Templar di bawah komando grandmaster ke-11 mereka, Robert de Sable.
Pasukan Saladin menyerang
Begitu konvoi pasukan Raja Richard I mencapai dataran yang dimaksud, pasukan Saladin segera menyerang. Di depan, Saladin mengirim sekelompok pasukan penyerbu, sementara di belakang mereka mengalir skuadron kavaleri berat dan pemanah kaki dan kuda, membelah sehingga tentara menyerang dari tengah, kiri dan kanan.
Taktik utama Saladin adalah mematahkan sisi-sisi kolom tentara salib dan memerintahkan serangan pasukan pelempar lembing dan pemanah berkuda untuk melakukan serangan mematikan di sepanjang sisi mereka dan mundur sebelum crossbowmen tentara salib bisa membalas. Namun, pasukan Richard yang bertugas di sisi sayap formasi dapat bertahan.
Ksatria Hospitaller diserang
Saladin menggeser titik fokus pasukannya untuk menyerang ke bagian belakang kolom pasukan Richard dan berusaha menyerang Ksatria Hospitaller. |www.blogmasadi.com| Saladin ikut bergabung dengan penyerangan bersama saudaranya untuk menyemangati pasukannya dan membuat terobosan. Richard menyatukan konvoi meskipun ada beberapa kerugian dan mengarahkan mereka ke arah Arsuf.
Richard mencapai Arsuf di tengah hari, dengan barisan depan Hospitaller yang terkepung mundur Disiplin garis akhirnya hilang dan huru-hara dimulai. Melihat anak buahnya dalam kesulitan, grand master dari Ksatria Hospitaller, Garnier de Nablus, mematahkan barisan dan menyerang Saracen.
Pasukan Salib menyerang balik
Garnier de Nablus tidak mematuhi perintah dalam serangan balik, tetapi kemudian Richard mengetahui bahwa pasukannya membutuhkan dukungan dan kemudian memerintahkan pasukannya untuk kembali pada formasi. Taktik pasukan salib kemudian berubah dari bertahan menjadi menyerang tentara Ayyubiyah dengan ganas.
Para ksatria tentara salib dibebaskan dari perintah taktis untuk mempertahankan dan mempertahankan disiplin, segera melakukan perlawanan ke Saracen, melepaskan kebencian dan kekuatan tempur mereka dalam satu gelombang kematian yang brutal.
Sayap kanan pasukan Saladin tidak dapat menahan serangan musuh dan segera runtuh, dengan Richard sendiri berada di jantung pertempuran. Pasukan Saladin yang tidak mampu bertahan dari serangan pasukan salib segera mundur.
Dengan sayap kanannya yang hancur, tentara Ayyubiyah segera berhamburan kembali ke perbukitan dan hutan di selatan Arsuf.
Richard, menyadari bahwa ksatria yang mengejar pasukan muslim bisa saja disergap dengan serangan balik yang mengejutkan, sehingga Ia menarik pasukannya kembali ke formasi yang teratur di Arsuf dan memerintahkan mereka untuk berkemah.
Saladin terpaksa mundur dengan reputasinya sebagai pemimpin yang tak terkalahkan ternoda.
Seperti dikutip dari berbagai sumber, ada beberapa tahapan Perang Salib;
Pasukan salib memenangkan Perang Salib Pertama setelah merebut kembali Yerusalem. Pada Perang Salib Kedua, pasukan muslim berhasil memenangkan pertempuran dan merebut kembali Yerusalem.
Perang Salib Ketiga (1189–1192), juga dikenal sebagai Perang Salib Para Raja, merupakan suatu upaya King Richad I merebut kembali Tanah Suci dari Saladin (Salahuddin Al-Ayyubi).
Kampanye ini memperoleh cukup banyak keberhasilan dengan merebut kota penting Akko dan Jaffa (Yafo), juga membalikkan sebagian besar wilayah yang dikuasai tentara muslim, tetapi gagal merebut Yerusalem yang menjadi motivasi emosional dan spiritual utama dari Perang Salib itu sendiri.
Selanjutnya, Pasukan Salib memenangkan Perang Salib Keempat di Konstantinopel.
Pasukan Muslim lalu memenangkan Perang Salib Kelima tatkala mempertahankan Mesir. |www.blogmasadi.com| Dilanjutkan perebutan kembali Yerusalem, dimana Pasukan Salib memenangkan Perang Salib Keenam, sebelum direbut kembali Pasukan Muslim
Pasukan Muslim kembali bisa mempertahankan Yerusalem, dan memenangkan Perang Salib Ketujuh.
Pada Perang Salib Kedelapan, tidak ada pemenang, Louis meninggal dunia akibat penyakit tidak lama setelah tiba di pesisir Tunisia, dan pasukannya yang juga dilanda wabah penyakit membubarkan diri kembali ke Eropa tidak lama setelahnya
Di Perang Salib Kesembilan, Pasukan Muslim merebut kembali Acre.
Posting Komentar