Mengenal Penyakit Sapi Gila
Daftar Isi
Penyakit sapi gila ini menimbulkan kepanikan di Eropa sehingga Uni Eropa mengeluarkan kebijakan untuk memboikot daging impor yang berasal dari Inggris.
Lalu apakah sapi yang terpapar penyakit ini benar benar gila? Para ilmuwan dan dokter yang mempelajari penyakit sapi gila ini mengambil kesimpulan bahwa penyakit ini serupa dengan yang diderita oleh domba, yang dikenal dengan nama "Scrapie".
Scrapie merupakan penyakit otak yang fatal dan menular pada hewan lain dalam suatu kawanan yang ditemukan pada tahun 1700an. Scrapie menyerang otak dan membuatnya berlubang lubang seperti busa spon (sponge), untuk itu scrapie dinamakan spongiform. Scrapie juga menyebabkan gatal yang teramat sangat. Domba yang terpapar scrapie akan menggarukkan dirinya pada pagar, tiang atau benda benda kasar lainnya. Perilaku mereka menjadi serampangan, ada yang menjadi bingung, hiperaktif dan ada pula yang menjadi sangat agresif. Pada akhirnya domba yang terpapar scrapie akan mati. Tidak ada perawatan atau pengobatan, ataupun penjelasan bagaiman penyakit ini bisa timbul.
Team dokter kemudian menemukan bahwa penyakit sapi gila ini menular pada sapi melalui makanan. Sapi diberikan makanan suplemen protein yang berasal dari domba yang disebut offal. Pemerintah Inggris kemudian menghentikan penggunaan offal untuk ternak ternak sapi. Tapi tindakan pemerintah Inggris ini masih dianggap kurang oleh sebagian orang. Mereka menyimpulkan bahwa sapi yang terpapar sakit gila karena memakan offal domba, maka manusia yang mengkonsumsi daging atau susu sapi akan mengalami hal yang sama? Namun pemerintah Inggris menegaskan bahwa penyakit ini tidak menyerang pada manusia..
Pada tahun 1996, sebanyak 160.000 ekor sapi Inggris mati karena terkena penyakit sakit gila ini dan kemudian menyebabkan 10 orang meninggal dunia. Hal ini pula yang kemudian memicu kemarahan di seluruh dunia.
Penemuan ilmiah yang lebih jauh tidak meredakan masalah yang menimpa pemerintah Inggris. Ditemukan bahwa penyakit sapi gila yang menyerang manusia/ CJD memiliki masa laten inkubasi hingga 30 tahun lamanya, artinya penyakit ini dapat bersembunyi dan tidak terdeteksi untuk jangka waktu bertahun tahun.
Posting Komentar