Operasi Merdeka - Mengungkap Peranan Yon 432 dalam Penumpasan Pemberontakan Permesta
Daftar Isi
Setelah diinspeksi oleh Menpangad Jenderal AH Nasution di Slawi, dan setelah mengadakan latihan-latihan pendaratan di Tegal, maka pada tanggal 5 Juni 1958 Pasukan berangkat menuju ke Surabaya,
kemudian ke Sulawesi Utara. Untuk persiapan pendaratan di Sulawesi Utara, selama di Surabaya dibentuk taks Force pasukan-pasukan gabungan pendaratan yang terdiri dari :
a. Batalyon Infanteri 432
b. Pasukan Amphibi yang meliputi unsur-unsur KKO
c. Batalyon Cadangan.
Pada tanggal 10 Juni 1958, dengan dikawal Pesawat-pesawat AURI pasukan berangkat dari Surabaya menuju sasaran. Perjalanan memakan waktu 1 minggu dan tepat tanggal 16 Juni 1958 jam 04.00 pagi mendarat di Kema. Untunglah selama perjalanan tidak ada gangguan apapun dari fihak musuh.
Pasukan kita ini terdiri dari 3 (tiga) Batalyon Infanteri termasuk Yonif 432 dan setengah Batalyon KKO.
Keadaan Musuh:
Musuh mempunyai potensi dan kemungkinan masih ada bantuarn dari luar dengan pesawat Udara, sekalipun pada saat itu Allan Pope sudah kita tembak jatuh di perairan Ambon. Estimate ini ternyata
benar, terbukti dengan masih adanya pemberian pembekalan dari Kapal Udara di sementara daerah Sulawesi Utara yang ditujukan kepada pasukan-pasukan PERMESTA. Kekuatan musuh pada saat
itu ada 8 (delapan) Batalyon dan dikonsentrasikan di sekitar Menado Mepanget lapangan terbang Menado dan di perbatasan Sulawesi Tengah. Daerah Sulawesi Tengah ini dijadikan basis daerah suply oleh lawan karena daerah ini banyak menghasilkan beras.
Selanjutnya menjelang tanggal 26 Juni 1958 Yon 432 bergerak menuju ke utara bergabung dengan pasukan-pasukan kita yang telah membuat pertahanan sebelumnya. Pasukan Yonif 432 turut serta
dalam penyerangan kota Menado berarti melalui pintu belakang.
Sedangkan pintu depan (pulau-pulau di depan Menado) seperti Sangir Talaut Jailolo dan lapangan terbang Morotai sebelumnya telah dapat kita rebut. Bahkan di sekitar Woro lebih kurang 1 Km utara dari Menado sudah diduduki oleh pasukan kita dari operasi Sapta Marga IV. Dengan demikian praktis Menado telah kita kepung dari segala penjuru.
Tujuan utama operasi Merdeka ialah merebut Sulawesi Utara dengan Kota Menado dan tujuan samping ialah merebut daerah sekitar tujuan utama (Goronalu Sangir Talaud, Morotai Jailolo dan Palu Donggala) untuk mengepung Menado dan membuat daerah tumpuan taktis.
Setelah melalui pertempuran-pertempuran yang sengit Menado jatuh pada tanggal 26 Juni 1958. Dapat dikatakan bahwa mulai saat itu kekuatan pokok PERMESTA di Sulawesi Utara sudah dilumpuhkan. namun demikian gerakan-gerakan penumpasan terhadap sisa-sisa pasukan PERMESTA masih berjalan terus hingga akhir tahun 1961,
yakni pada waktu pasukan-pasukan PERMESTA dibawah ex Kolonel AE. Kawilarang, Dj. Somba dan kawan-kawan, memenuhi seruan pemerintah untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Kembalinya ex Kolonel Kawilarang Cs. disusul oleh Samuel, Runtu rambu Cs beberapa waktu kemudian. Maka selesailah penumpasan PERMESTA, dan daerah Sulawesi Utara menjadi aman.
Sukses-sukses Yonif 432 selama kurang lebih 1 tahun bertugas di Sulawesi Utara
a. Dapat menghancurkan dan menawan 2 Batalyon PERMESTA yaitu Batalyon Mondong, dan Batalyon Siwi.
b. Senjata-senjata yang dapat dirampas, cukup untuk mempersenjatai satu Batalyon lengkap. Dari sekian banyak senjata-senjata yang dapat dirampas 6 (enam) pucuk STB dan beberapa pucuk Bazoka.
Baca juga: Penumpasan DI/TII di Jawa Tengah | Mengakhiri Pemberontakan DI/TII
Posting Komentar